Rabu, 01 Oktober 2014

Aku Terus Berproses..


Barangkali banyak orang, terutama yang terlahir normal, bertanya-tanya, bagaimana rasanya jadi aku? Hidup dalam keterbatasan, dalam perbedaan. 

Aku..untuk saat ini masih akan menjawab secara situasional. Dalam keadaan senang, aku akan bilang: “aku manusia bahagia. Kamu tau? terlahir berbeda tidak terlihat seburuk itu. Aku merasa sama seperti yang lainnya” Lalu aku bisa tersenyum hangat, berjalan dengan riang, bicara cerewet, dengan hati berkembang, dengan semangat di dada, menjadi pribadi positif seperti yang tertulis dalam kutipan-kutipan Mario Teguh.

“terlahir dan terasingkan tak lantas menjadi duka, hanya karena berbeda tak berarti hilang muka. karena sempurna itu hanya sebuah rencana, karna sempurna itu hanya sebuah bencana..” *SemakBelukar-Be(re)ncana*

Dalam kondisi sebahagia itu, aku bahkan merasa sanggup menggenggam dunia. Hehe.. Maksudku, aku juga bisa meraih hal penting: karir, materi, keberhasilan. 

Kadang memang aku merasa biasa saja. Toh aku melakoni kehidupan yang normal. Makan, minum, berjalan, buang hajat dan melakukan hal lainnya dengan cara yang sama seperti orang lain. Aku juga bersyukur dengan banyak sekali limpahan nikmat yang kuterima.. 

Tapi ketika down, kemungkinan besar aku akan bilang: “menjalani hidup seperti aku tuh ga mudah.. “ Lalu aku akan murung, kehilangan gairah, merasa malas bertemu orang banyak.

“murung itu sungguh indah...melambatkan butir darah...” Lagu melankolia dari ERK menjadi backsong untuk aku yang sedang duduk di sudut kamar, meringkuk dan enggan keluar dari selimut. Seperti orang sakit demam.

Aku memang belum sehebat orang lain yang memiliki kondisi yang sama denganku. Aku belum bisa seutuhnya tegar dan berkata dengan bangga soal kondisiku. Sering aku merasa tertekan, terpuruk, merasa tidak mampu meraih apa-apa. 

Kerap aku merasa seperti alien. Aku merasa aku manusia paling menyedihkan dibanding orang lain. Aku merasa tidak berharga. Ya, ketika kata “beda” bisa membuatmu terasing dari spesiesmu sendiri. 

Aku teringat orang-orang yang melihatku dengan tatapan aneh atau kasihan. Aku sedih mengingati orang-orang yang kesulitan berkomunikasi denganku. Dan aku marah pada orang-orang yang tidak sudi memberi mata hanya karna aku begini. Kadang aku benci manusia-manusia macam itu. Tapi kadang aku bisa ketawa-tawa dan bilang, “gapapa...mereka bagian dari keseimbangan. Dunia toh ga melulu berisi orang-orang baik saja“

Tapi tentu saja aku mengandaikan terwujudnya sebuah dunia yang jauh lebih ramah kelak, bukan hanya untuk orang sepertiku, tapi untuk semua manusia, apapun bentuknya, apapun warna kulitnya. You may say i’m a dreamer, but i’m not the only one (John Lennon-Imagine)

Jadi..begitulah. Sampai saat ini aku masih sensitif dan labil.  Aku mudah bad mood, mengunci diri di kamar dan enggan bertemu orang banyak. Aku selalu berhati-hati soal ini. Aku tidak pernah mau dan tidak suka jika keluargaku memergoki aku menangis soal ini. Entahlah, aku risih jika mempermasalahkan soal kekuranganku ini. Pertama, keluargaku sendiri cenderung canggung membahasnya, barangkali takut melukaiku. Kedua, aku tidak suka dikasihani. Ketiga, aku juga tidak mau mereka ikut terluka. 

Sejak kecil, aku tidak pernah mengadu soal hal-berat yang menimpaku yang berkaitan dengan kekuranganku. Perlakuan tidak mengenakkan orang-orang maupun kesulitan yang kuhadapi aku tak pernah bilang, kecuali mereka tau sendiri. Sejak kecil begitu. Sehingga keluargaku barangkali tak pernah tau pengalaman jatuh bangun macam apa yang aku rasakan dengan kekurangan ini. Mereka barangkali menganggap aku jagoan segala situasi. Biarlah, tak apa. Yang menanggung beban biar hanya aku..

Tapi aku juga berharap bisa tiba di situasi yang lebih baik. Aku ingin betulan kuat, tegar, emosi bisa selalu stabil... Aku malu... belum bisa ikhlas dan bersyukur, padahal hidupku sebenarnya indah, tetapi tetap saja aku sering terpuruk karena kondisi ini.

Aku ingin benar-benar ikhlas dengan keadaanku. Sehingga aku bisa berjalan dengan rasa syukur sebagai aku yang telah dikaruniai banyak sekali nikmat. Doakan semoga aku selalu bisa lebih baik dari ini.

Dan aku akan terus berproses... Terus...

1 komentar:

Aprijanti mengatakan...

Aku baca semua postingan di sini, makasih ya sudah nulis. makasih ya informasinya :)
Keep on writing \m/

Posting Komentar